- Back to Home »
- Kisah Teladan »
- Kisah Sa'ad bin Abi Waqqash (Sahabat Nabi SAW)
Posted by : Masdad Al-Falucky
Minggu, 12 Januari 2014

Salah satu ujian berat yang di alami oleh Sa'ad pada awal-awal masuk islam adalah ketika ibunya menyuruhnya untuk keluar dari Islam, dan kembali kepada menyembah berhala sebagaimana dianut oleh kaum Quraisy. Awal mulanya, saat ibunya mengetahui bahwa Sa'ad masuk Islam dan berbaiat kepada Rasulullah, ia begitu berang dan bersumpah tidak akan berbicara dengan anaknya (Sa'ad). Ibunya juga mogok makan dan minum sampai Sa'ad bersedia meninggalkan agamanya (Islam) dan kembali kepada agama kaum Quraisy.
Bujuk rayuan ibunya disampaikan kepada Sa'ad. Diantaranya dengan mengatakan, "Kamu pernah mengatakan bahwa Allah berpesan kepadamu agar kamu patuh kepada ibu dan bapakmu. Aku ini adalah ibumu, dan aku menyuruhmu keluar dari islam. Tapi kamu tidak mematuhinya." Dibujuk seperti itu, Sa'ad tetap berpegang teguh pada islam sampai ibunya menderita kepayahan sesudah beberpa hari mogok makan dan minum. Dia jatuh pingsan dan dikhawatirkan meninggal dunia. Dia mengutuk Sa'ad dan menyuruhnya untuk kembali ke kekafiran.
Sa'ad kemudian disuruh keluarganya untuk menjenguk ibunya dengan harapan jika melihat sendiri ibunya, hati Sa'ad akan luluh dan kembali pada kekafiran. Tetapi Sa'ad tetap teguh pada pendiriannya untuk memeluk Islam. Ia berkata kepada ibunya, "Wahai ibuku, Demi Allah, jika ibu mempunyai seratus nyawa dan nyawa itu hilang satu demi satu maka aku tidak akan meninggalkan agamaku (Islam) karena ibu." Setelah yakin dengan keteguhan Sa'ad dalam memeluk Islam, ibunya akhirnya menyudahi mogok makannya. ia kemudian diberi makan dan minum oleh anaknya yang lain, Ammarah.
Setelah kejadian itu, lalu turunlah firman Allah SWT, yang menjelaskan bahwa ketaatan kepada orang tua tidak boleh menafikan dan mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang lain. Firman Allah: "Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu dan bapaknya, dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya." (QS Al-Ankabut: 8).
Sebagai generasi pertama yang masuk Islam, Sa'ad bin Abi Waqqash mengalami masa-masa sulit bersama Rasulullah SAW. Dia diuji oleh Allah dengan masa sulit dan penderitaan bersama Nabi SAW. Sa'ad berkata, "ketika kaum muslimin diboikot dan dikucilkan di Syi'ib Makkah selama hampir tiga tahun, kami makan bersama Rasulullah berupa daun-daunan sehingga kotoran kami menyerupai (kotoran) domba." Selama dalam masa pemboikotan tersebut mereka luka-luka. Tetapi, cobaan itu akhirnya berakhir dan kaum muslimin pun selamat. Dan Sa'ad termasuk salah satu kaum muslimin yang selamat dan sukses dalam menghadapi ujian berat tersebut.
Sebagai salah seorang sahabt yang awal-awalan memeluk Islam, Sa'ad dijamin masuk surga bersama sembilan sahabat lainnya. Lebih dari itu, Sa'ad juga pernah didoakan Nabi Muhammad SAW, "Ya Allah, Jadikanlah sasaran panahnya jitu dan kabulkan doanya." Dan Allah pun mengabulkan doa Nabi SAW tersebut.
Karena itu, setiap kali Sa'ad melepas panahnya pada musuh pasti tepat sasaran. Ia adalah orang Islam pertama yang melepas panah kepada musuh Islam, dan sekaligus orang pertama yang terkena panah dalam peperangan melawan kaum kafir. Dalam semua peperangan dia mampu mengalahkan lawan.
Jasa terbesar Sa'ad adalah tercapainya kemenangan yang gilang-gumilang atas musuh tentara Islam, yakni tertara Persi, dalam perang Al-Qodisiyyah yang dahsyat. Ketika Sa'ad menjabat sebagai panglima perang, dia dipercaya memimpin pasukan pilihan yang terdiri atas 30.000 tentara Islam. Di antara mereka 99 orang peserta perang Badar, 318 orang dari berbaiat kepada Rasulullah SAW, 300 orang dari mereka yang membuka Kota Makkah, 700 putra-putra sahabat Nabi. Dan peperangan itu berakhir dengan kemenangan besar di pihak kaum muslimin.
Sa'ad mengirim seluruh laporan termasuk nama-nama orang yang mati syahid kepada Khalifah Umar bin Khattab di Madinah. Setelah beristirahat selama dua bulan, Sa'ad bersama pasukannya kembali melanjutkan serbuannya ke Persia dan berhasil menguasai ibu kotanya yang terletak disebelah timur sungai Dajlah pada bulan Jumadil Awal tahun 15 Hijriah. Sa'ad memasuki istana raja dan tempat pemujaan api dalam ruangan istana yang menjadi pusat penyembahan kaum Majusi. lalu apinya dipadamkan dan diganti dengan dibangunnya sebuah masjid.
Setiap Sa'ad berdo'a, pasti doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Ia tidak membea diri terhadap segala macam tuduhan keji terhadap dirinya. Dia percaya terhadap dirinya sendiri dan dia yakin bahwa dia tidak melanggar perintah dan larangan Allah SWT. Oleh karena itu, dia tidak memperdulikan tuduhan-tuduhan itu kecuali dengan berdoa kepada Allah SWT, "Ya Allah, apabila orang yang menfitnahku itu karena riya', maka butakanlah matanya, banyakkanlah anak-anaknya dan biarkan dia menerima balasan fitnah."
Dan Allah SWT mengabulkan doanya. Hal ini karena Rasulullah SAW telah memohon kepada Allah agar doa Sa'ad dikabulkan. Diriwayatkan oleh Ibnu Atsir bahwa orang yang menfitnah Sa'ad tersebut menjadi buta, beranak sepuluh orang perempuan dan bila mendengar suara istrinya dia pegang erat-erat dan memaki-makinya seraya berkata, "Ini semua karena doa Sa'ad yang diberkahi." Hidup orang itu menjadi menderita dan tersiksa.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hajar dari Amir bin Sa'ad bahwa Sa'ad adalah orang terakhir dari kalangan muhajirin yang wafat. Menjelang wafatnya, ia minta diambilkan jubah dari wol (bulu domba) dan berpesan, "kafanilah aku dengan kain wol ini karena waktu berperang melawan kaum musyrikin pada perang badar aku memakainya, dan memang aku sengaja menyimpannya untuk keperluan tersebut."
Related Posts :
Kisah Teladan Said Bin Zaid Said bin Zaid termasuk salah satu dari sepuluh sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga. Nama lengkapnya Said bin Zaid bin Amru bin Naufail bin ... Read More
Kisah Ahmad Bin Harun Ar-Rasyid Harun Ar-Rasyid adalah khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasyiyah dan memerintah antara 14 September 786 M -24 Maret 809 M (15 Rabi'ul Awaal 170AH-3 Jumad ... Read More
Kisah Taubatnya Malik Bin Dinar ra Dalam penelusuran cerita yang dikisahkan oleh penulis kitab Wafayati 'ayan, mengatakan: "Malik bin Dinar ra ia salah satu pemimpin atau imam dari bani usamah ... Read More